Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2015

Sebuah Proses Pada Sebuah Perjalanan

Gambar
Suatu ketika kehidupan membawaku perjumpa pada sebuah peristiwa yg sangat indah dan membahagiakan tepat disaat aku berada di titik terendah dalam hidupku. Peristiwa itu mengubah deritaku menjadi sukacita yg syarat dengan pengharapan. Hari terus berlalu dan hampir setiap mimpiku dapat aku raih bersama sang "kebahagiaan"itu, dari yg sederhana sampai yg luar biasa bahkan yg terkesan mustahilpun semua menjadi mungkin. Sang "kebahagiaan" sungguh memberi warna berbeda dalam semua aspek kehidupanku dan hampir setiap waktuku aku bergantung padanya, aku bisa melupakan semua kisah kelam hidupku bersama sang "kebahagiaan". Sebuah pertemuan berakhir dengan sebuah perpisahan dan hal itupun berlaku juga bagiku dan sang "kebahagiaan" walau berat harus tetap dijalani karena roda kehidupan harus terus berputar agar bisa membawa kita sampai pada tujuan yaitu "pemilik kehidupan" itu sendiri. Sampai suatu ketika sebuah prahara datang menghampiri, menyakit

Cangkir Vs Kopi

Dalam sebuah acara reuni, beberapa alumni menjumpai guru sekolah mereka dulu. Melihat para alumni tersebut ramai-ramai membicarakan kesuksesan mereka, guru tersebut segera ke dapur dan mengambil seteko kopi panas dan beberapa cangkir kopi yang berbeda-beda. Mulai dari cangkir yang terbuat dari kristal, kaca, melamin dan plastik. Guru tersebut menyuruh para alumni untuk mengambil cangkir dan mengisinya dengan kopi. Setelah masing-masing alumni sudah mengisi cangkirnya dengan kopi, guru berkata, “Perhatikanlah bahwa kalian semua memilih cangkir yang bagus dan kini yang tersisa hanyalah cangkir yang murah dan tidak menarik. Memilih hal yang terbaik adalah wajar dan manusiawi. Namun persoalannya, ketika kalian tidak mendapatkan cangkir yang bagus perasaan kalian mulai terganggu. Kalian secara otomatis melihat cangkir yang dipegang orang lain dan mulai membandingkannya. Pikiran kalian terfokus pada cangkir, padahal yang kalian nikmati bukanlah cangkirnya melainkan kopinya.” Hidup kita sepe